Permintaan secara sederhana dapat
dimengerti sebagai suatu keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai
tingkat harga selama periode waktu tertentu Dalam berbagai literatur
mikroekonomi misalnya Libbasky (1991), Turner (1991), Salvatore (1993), Green
(1996), Mankiw (2006), Samuelson dan Nordhaus (2010) memandang permintaan
sebagai jumlah dari suatu barang
tertentu yang hendak dibeli oleh konsumen pada berbagai kemungkinan harga dalam kurun waktu tertentu. Apabila faktor lainnya tetap, Penentu bagi setiap pembeli untuk membeli barang atau jasa terletak pada harga barang yang bersangkutan. Harga merupakan sinyal utama yang dipakai konsumen untuk mengambil keputusan pembelian suatu barang dan jasa termasuk di dalamnya kemauan membayar. Jumlah barang yang dibeli masyarakat tergantung pada harganya. Semakin tinggi harga dari suatu barang, maka semakin sedikit unit barang tersebut yang dibeli oleh konsumen. Sebaliknya, semakin rendah harga barang maka semakin banyak jumlah barang yang dibeli. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan pasti antara harga pasar dari suatu barang dengan kuantitas barang tersebut.
tertentu yang hendak dibeli oleh konsumen pada berbagai kemungkinan harga dalam kurun waktu tertentu. Apabila faktor lainnya tetap, Penentu bagi setiap pembeli untuk membeli barang atau jasa terletak pada harga barang yang bersangkutan. Harga merupakan sinyal utama yang dipakai konsumen untuk mengambil keputusan pembelian suatu barang dan jasa termasuk di dalamnya kemauan membayar. Jumlah barang yang dibeli masyarakat tergantung pada harganya. Semakin tinggi harga dari suatu barang, maka semakin sedikit unit barang tersebut yang dibeli oleh konsumen. Sebaliknya, semakin rendah harga barang maka semakin banyak jumlah barang yang dibeli. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan pasti antara harga pasar dari suatu barang dengan kuantitas barang tersebut.
Permintaan akan suatu barang dipasar akan terjadi apabila konsumen mempunyai keinginan (willing) dan kemampuan (ability) untuk membeli, pada tahap konsumen hanya memiliki keinginan atau kemampuan saja maka permintaan suatu barang belum terjadi, kedua syarat willing dan ability harus ada untuk terjadinya permintaan (Turner, 1991). Lebih lanjut Turner mengatakan kendala yang membatasi terjadinya permintaan yaitu daya beli yang rendah atau harga barang dan jasa yang mahal. Green (1996) dan Salvatore (1993) menghubungkan permintaan terhadap suatu jenis barang/jasa dengan faktor harga barang tersebut dan faktor-faktor lainnya seperti:
·
Pendapatan
: Kenaikan pendapatan biasanya akan mengakibatkan kenaikan permintaan.
·
Selera
& preferensi :Keterbatasan teori yang mengkaji tentang perubahan selera
mempersulit dalam mengukur selera dan preferensi konsumen, sehingga diasumsikan
selera konsumen konstan.
·
Harga
barang-barang yang berkaitan (substitusi dan komplemen) Merujuk kepada barang
apapun yang perubahan harganya akan mempengaruhi permintaan.
·
Perubahan
dugaan tentang harga dimasa depan: Perkiraan akan terjadi penurunan harga
dimasa depan akan meningkatkan permintaan barang tersebut.
·
Penduduk
: Kenaikan jumlah penduduk dalam suatu perekonomian (dengan asumsi pendapatan
perkapita konstan) akan meningkatkan permintaan
Lebih
lanjut, fungsi permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut (Salvatore, 1993) :
Qx
= F ( Px, Py, M, T, E )
Dimana
:
Qx =
Kuantitas barang X yang diminta
Px =
Harga barang X yang dibeli
Py = Harga beberapa barang lain yang
memiliki dampak atas permintaan barang X.
M =
Pendapatan nominal konsumen
T =
Selera Konsumen
E = Dugaan konsumen akan masa depan
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
dalam menentukan jumlah suatu komoditi yang diminta oleh rumah tangga, dalam
konsep ini yaitu, (Lipsey dkk, 1995):
1.
Jumlah yang diminta merupakan
kuantitas yang diinginkan ini menunjukkan berapa banyak yang ingin dibeli oleh
rumah tangga atas dasar harga komoditi itu, harga-harga lain, penghasilan dan
selera.
2.
Apa yang diinginkan tidak merupakan
harapan kosong tetapi merupakan permintaan efektif, permintaan efektif yaitu z
: pendapatan yang dibelanjakan dan harga-harga yang diinginkan.
Selanjutnya Ernes Engel (dalam
Boediono dan Mc Cawley ; 1984) mengatakan tingkat konsumsi untuk suatu barang
dari suatu rumah tangga dipengaruhi oleh: penghasilan rumah tangga, jumlah
anggota keluarga, komposisi serta jenis kelamin, letak geografis, asal usul dan
agama dari anggota keluarga, jumlah asset lancar serta harga dari barang itu.
Mankiw (2006) menggolongkan jenis barang ke dalam empat golongan, yakni barang
normal, inferor, subtitusi dan komplementer. Barang normal adalah barang yang
jumlah permintaannya akan naik ketika pendapatan naik. Sedangkan barang inferior adalah
barang yang jumlah permintaannya akan naik ketika pendapatan turun. Barang
subtitusi (pengganti) merupakan hubungan dua barang atau lebih, ketika suatu
barang mengalami penurunan harga, maka permintaan permintaan barang tersebut
akan naik dan permintaan barang lain (pengganti) akan menurun. Sedangkan barang
komplementer (pelengkap) adalah hubungan suatu pasangan barang yang jika salah
satu mengalami peningkatan permintaan, maka permintaan barang lain akan
meningkat juga.