pengunjung yg online

Anda pengunjung ke :

Sunday, March 18, 2012

DWI FUNGSI SAUDAGAR

Zaman orde baru, kita mengenal adanya Dwifungsi ABRI. Sangat byk Gubernur, Bupati dan Walikota yg berasal dari tentara (Termasuk Presiden). Kehadiran Militer dalam pemerintahan diperlukan (waktu itu) karena diasumsikan mereka memiliki tingkat disiplin dan loyalitas tinggi. Dalam kenyataannya pemerintahan kemudian menjadi sangat otoriter, kalo ada yg “bersuara lain” maka konsekuensinya adl diculik ato “dihilangkan” ato minimal di “hotel pordeokan”. Untuk itu di era reformasi militer dikembalikan ke tugas utamanya menjaga keutuhan NKRI. Back to Barak. Zaman telah berganti kini lahir dwifungsi baru yg lebih berbahaya dari dwifungsi ABRI yaitu “Dwifungsi Saudagar” yang ditandai dgn hadirnya para pengusaha dalam pemerintahan. Kehadiran saudagar diperlukan karena diasumsikan mereka memiliki “uang” sehingga kelak tdk akan korupsi. Namun kenyataan menunjukan bahwa pemimpin (baca Gub, Bupati dan Walikota) menggunakan gaya “buka toko” dalam pemerintahan. Apapun yg dilakukan saudagar mengharapkan keuntungan. Kalo Militer menggunakan bedil dan senjata, saudagar menggunakan kalkulator sebagai senjata utama. Anda bisa mengerjakan apa saja, yg penting saya “dapat lebih” dari anda. Dari rekanan..... saudagar Bupati minta fee dan dari kepala SKPD ....... saudagar bupati minta upeti. Saudagar Bupati pintar memotivasi dgn slogan2 seperti : Bangga Bangun Sitaro, yg intinya : silahkan ambil semua kebanggaan, yg penting duitnya utk saya. Jika ada birokrat bersuara lain, penempatan di tempat terpencil ganjarannya, kalo rekanan yg bersuara lain kosekuensinya tidak lagi diberi proyek. Hehehehe........ kalo dwifungsi ABRI prinsip utamanya NKRI adl Harga Mati, maka Dwifungsi Saudagar berprinsip Waktu adl Uang, Kekuasaan adl Profit. Untuk itu, marilah kita mendorong para saudagar untuk kembali ke tugas utamanya menjaga keseimbangan ekonomi. Back to Toko. teriakan dengan lantang: “STOP DWIFUNGSI SAUDAGAR”. Serahkan pemerintahan ke orang yang mengerti dan paham pemerintahan, yg tdk minta disuap dgn bahasa diperhalus “fee”. MALUNSEMAHE
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

No comments:

Saran Anda Akan Menambah Sejuta Ide Saya