pengunjung yg online

Anda pengunjung ke :

Friday, May 15, 2015

ADMINISTERED PRICE, JEBAKAN INFLASI DAN HARUSKAH DIHAPUS?


Memori masyarakat Indonesia pernah terisi dengan peristiwa debat presiden, ketika Joko Widodo menanyakan ke kompetitornya (Prabowo) tentang TPID, saat itu Prabowo rupanya tidak tahu apa itu Tim Pengendali Inflasi Daerah. Betulkah itu sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kepala Daerah (Gubernur/Walikota/Bupati) sehingga bukan merupakan isu yang layak diperbincangkan di level calon presiden?

Era otonomi daerah memberi kewenangan yang besar bagi Daerah (Baca: Kepala Daerah) untuk mengatur dan menata pembangunan di daerah. Ekonomi yang semakin terbuka seiring dengan globalisasi meningkatkan saling ketergantungan antar wilayah tanpa ada sekat-sekat ruang. Kenaikan harga produksi di pulau Jawa otomatis sangat mempengaruhi harga di Papua. Demikian pula kegagalan panen di Sumatera mempengaruhi permintaan harga hampir di seantero Indonesia. Inilah fenomena ekonomi yang mesti diantisipasi. Jika demikian, wajarlah kalau TPID membutuhkan perhatian presiden.

Kebijakan pemerintah utamanya terhadap administered price tidak bisa dipungkiri telah memicu tingginya inflasi di tahun 2015 ini. Admistered price adalah harga-harga barang yang ditentukan oleh pemerintah (The price of a good or service as dictated by a governmental or other governing agency). Harga BBM dan biaya angkutan kendaraan umum termasuk didalamnya. Naiknya BBM menyebabkan peningkatan biaya produksi hampir semua produk. BBM sebagai jantung penggerak mesin-mesin produksi. Menteri keuangan sendiri mengeluhkan Indonesia masih direpotkan dengan tingkat inflasi yang menggerus daya beli masyarakat. Philipina memiliki inflasi yang rendah di angka 2-3 persen, bukan masalah kalau inflasi di sana. Filipina bisa mencapai inflasi rendah lantaran sudah menghapus subsidi BBM sejak lama. Di Philipina harga BBM sudah naik turun mengikuti perkembangan harga minyak dunia. Sementara di Indonesia, masyarakat masih sibuk ketika harga BBM naik turun. Ketika harga BBM naik, harga ikut naik tapi ketika harga BBM turun harga lain tidak menyesuaikan turun. "Lifestyle di Philipina sudah terbiasa dengan harga BBM yang naik turun. Di Indonesia, BBM naik, angkutan ikut naik angkutan barang ikutan naik, nanti kalau BBM turun tidak ada perubahan. Untuk itu, sebaiknya masalah BBM jangan hanya dilihat dari ruang fiskal yang akan membesar atau keadilan. Tapi harus dilihat, bahwa Indonesia akan memasuki ekonomi yang lebih sehat dan lebih fundamental sehingga bisa mengendalikan inflasi. di Filipina itu administered price sudah tidak ada karena semuanya sudah masuk ke core inflasion. Kendali inflasi negaranya dengan baik dan konsisten.


Beranikah Indonesia keluar dari jebakan inflasi akibat administered price?, apakah ketika harga BBM diserahkan sepenuhnya ke mekanisme pasar, inflasi akan lebih terkendali?.








Thursday, May 14, 2015

INVESTASI


Perekonomian nasional dipengaruhi oleh banyak faktor. Investasi adalah salahsatunya. Investasi didefinisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok kapital yang ada (Net Addition to Exising Capital Stock) (Nanga, 2005), atau Sumber daya yang akan digunakan untuk meningkatkan pendapatan dan konsumsi dimasa yang akan datang (Todaro, 2000), Pengeluaran yang ditunjukan untuk menambah dan mempertahankan persediaan kapital (capital stock). Persediaan kapital ini terdiri dari pabrik-pabrik, mesin-mesin kantor dan barang tahan lama lainnya yang dipakai dalam proses produksi, termasuk dalam persediaan kapital adalah rumah-rumah dan persediaan barang-barang yang belum dijual atau dipakai dalam tahun yang bersangkutan (Inventory) (Suparmoko dan Maria R, 2000),bahkan sebagai Pengeluaran atau pengeluaran penanaman modal dan perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekeonomian (Sukirno, 2004). kesemua pengertian yang ditulis dalam berbagai sumber memperlihatkan bahwa investasi sangat dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Sumber – sumber Investasi dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber-sumber itu oleh Himawan Hartono dibagi menjadi 8 yaitu:
1. Dana Pribadi, biasanya dari tabungan pribadi atau deposito, menjual barang – barang berharga dan sebagainya. Kelebihan dari dana ini adalah merupakan dana yang paling murah karena tidak dikenakan beban bunga. Kekurangannya ialah jumlah yang terbatas.
2. Dana dari sistem gadai, diperoleh dengan menggadaikan barang maupun surat berharga ke lembaga formal maupun non-formal, misalkan rumah gadai. Prosedur untuk mendapatkan dana ini relatif sederhana, keterbatasannya ada pada jumlahnya yang biasanya terbatas dan juga jangka waktu pinjaman yang relatif pendek.
3. Pinjaman kepada lembaga non-formal, dana didapatkan dari pinjaman arisan keluarga atau kelompok pertemanan ataupun meminjam dari rentenir. Caranya sederhana namun jangka waktu pinjaman juga relatif pendek.
4. Bermitra / berpartner, mendapatkan pendanaan dengan mengundang investor untuk memodali usaha, atau pendanaan dari lemabaga pengembangan kemitraan. Dana juga bisa diperoleh melalui usaha modalventura. Dana semacam ini tergolong murah karena tidak ada beban bunga dan kemungkinan perusahaan tumbuh lebih cepat sangat besar. Kekurangannya adalah proses mendapatkannya sangat lama sehingga tidak dapat diandalkan untuk keperluan dana yang sangat mendesak
5. Hibah, Mendapatkan dana dari perusahaan atau lembaga yang mempunyai program pengembangan kewirausahaan. Dana jenis ini tergolong sangat murah tetapi persaingan untuk memperolehnya sangat ketat.
6. Pinjaman ke lembaga non-bank, Jenis pinjaman ini antara lain pinjaman ke komperasi simpan pinjam atau BPR, pinjaman ke lembaga pembiayaan maupun leasing. Prosedurnya relatif lebih mudah dibandingkan dengan dengan lembaga perbankan. Nilai pinjaman juga bisa dinegosiasikan demikian juga dengan jangka waktu pinjamannya. Kekurangannya terkadang suku bunga yang ditawarkan lebih tinggi. Bila ingin meminjam di koperasi, peminjam harus menjadi anggota terlebih dahulu.
7. Pinjaman ke bank, Dana didapatkan dengan meminjam langsung ke bank. Kendala terbesar adalah pada prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon kredit. Pinjaman ini relatif aman karena perjanjiannya jelas dan juga ada pengawasan dari pihak bank. Jumlah pinjaman relatif besar bila dibandingkan dengan sumber pendanaan lainnya.
8. Pasar modal, Menerbitkan surat hutang dan ditawarkan ke publik melalui pasar modal. Untuk kebutuhan dana yang sangat besar maka pinjaman ini bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat. Namun banyak syarat dan prosedur yang harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum pemohon dana layak menerbitkan surat utang ke publik. Selain itu juga perusahaan wajib menampilkan laporan keuangan setiap periode.(http://ddebussy.blogspot.com/2011/05/bab-6-mencari-sumber-pendanaan-dan.html)

Mengapa orang berinvestasi? pertanyaan tersebut berkaitan dengan beberapa alasan seseorang melakukan investasi yaitu: 1. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa mendatang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara 2. Mengurangi risiko inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. 3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi investasi 1. Suku Bunga, suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi; 2.Inflasi, tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Menurut Greene dan Pillanueva, tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro. Dengan demikian tingkat inflasi domestik juga berpengaruh pada investasi secara tidak langsung melalui pengaruhnya pada tingkat bunga domestik. 3. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya, pendapatan nasional per kapita untuk tingkat negara (nasional) dan PDRB per kapita untuk tingkat propinsi dan Kabupaten atau Kota. Pendapatan nasional per kapita dan PDRB per kapita merupakan cermin dari daya beli masyarakat atau pasar. Makin tinggi daya beli masyarakat suatu negara atau daerah (yang dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita atau PDRB per kapita) maka akan makin menarik negara atau daerah tersebut untuk berinvestasi.4. Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, Tidak dapat dipungkiri, harapan untuk adanya suatu peningkatan aktivitas perekonomian di masa datang merupakan salah satu faktor penentu untuk para investor dalam melakukan atau tidaknya suatu investasi. Jika diperkirakan akan terjadi peningkatan aktivitas perekonomian di masa yang akan datang, maka investor kemungkinan besar tidak akan menyia-nyiakan peluang yang memungkinkan untuk meraih keuntungan lebih besar di masa yang datang. 5. Situasi Politik, Stabilitas politik dan keamanan penting bagi investor karena akan menjamin kelangsungan investasinya untuk jangka panjang. 6. Kemajuan Teknologi, Kemajuan teknologi juga penting dalam akan meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya produksi. Dengan kemajuan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara akan memberikan peluang lebih besar pula untukdapat mendorong masuknya lebih banyak investasi7. Kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah, dapat berupa kemudahan perijinan, sarana dan prasarana atau bahkan keringanan pajak.






PUSTAKA

Todaro, 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Bahasa Indonesia. Buku II. Penerbit Erlangga Jakarta
Muana Nanga, 2005. Makro Ekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mankiw, N Gregory, 2003. Teori Ekonomi Makro, Alih bahasa: Imam Nurmawan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sukirno, 2004. Makro Ekonomi: Teori Pengantar, Penerbit PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
http://ddebussy.blogspot.com/2011/05/bab-6-mencari-sumber-pendanaan-dan.html
Saran Anda Akan Menambah Sejuta Ide Saya